Sunday, June 11, 2017

Model Ketahanan Nasional Negara Luar

Nama : Muhammad Fakhriy Fadhlih
NPM  : 1B415861
Kelas  : 2IB03






A. Model Ketahanan Nasional selain Indonesia

1.       Model Morgenthau

Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhannas berevolosi dari observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arahbalanced power.

2.       Model Alfred Thayer Mahan

Dalam bukunya The Influence Seapower on History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan

3.       Model Cline

Model Cline yang melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang besar dan sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.

           4.      Sistem Ketahanan Nasional America

Departemen Pertahanan (Department of Defense, Defense Department, USDOD, DOD, DoD, atau the Pentagon adalah Departemen Eksekutif Pemerintah Amerika Serikat yang bertugas mengoordinasikan dan mengawasi seluruh lembaga dan fungsi pemerintahan yang berkaitan dengan keamanan nasional dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Departemen ini juga merupakan badan dengan karyawan terbanyak di dunia, yaitu lebih dari 2,13 juta tentara, pelaut, marinir, pilot, dan pekerja sipil aktif dan lebih dari 1,1 juta anggota Garda Nasional, Angkatan Udara, Laut, Udara, dan Cadangan Marinir. Jumlah totalnya mencapai 3,2 juta personel, termasuk pekerja sipil.


          5.      Balance of Power dalam Sistem Internasional Model Kaplan

 Model Oligopolar atau Balance of Power klasik.

Sistem internasional meliputi paling tidak 5 kekuatan besar dan tidak ada organisasi regional (seperti Masyarakat Eropa) atau organisasi internasional (seperti PBB). Aliansi-aliansi dalam sistem tersebut cenderung besifat spesifik dan masa berlakunya singkat, dan aliansi-aliansi tersebut cenderung bergeser berdasarka kemajuan yang bersifat pragmatis dan bukan yang bersifat ideologis.

-Model Bipolar Longgar.

Model ini disebut juga Perang Dingin, yang mencirikan sejarah dunia sejak 1974 sampai dengan 1971. Model ini berjalan ketika sistem internasional memiliki dua superpower. Masing-masing superpower tersebut bertindak sebagai sekutu, pelindung, dan bahkan pengontrol sejumlah negara-negara yang lebih lemah yang termasuk ke dalam blok nya.

-Model Bipolar ketat.

Asumsinya yang utama adalah bahwa semua negara-negara nonblok  akan terserap masuk kedalam salah satu blok. Model ini bisa diumpamakan sebagai suatu dunia yang seluruhnya dibagi oleh dua kerajaan besar, yang satu dikepalai oleh Washington, dan yang lain oleh Moscow. Dalam sistem ni kedua negara  superpower secara formal akan sepakat untuk mengurangi berbagai perbedaan yang bersifat ideologis dan bekerjasama dalam mengelola daerah masing-masing serta menjaga sistem internasional demi kepentingan masing-masing.  

-Model Veto Unit atau Proliverasi.

Sistem internasional ini melukiskan dimana banyak negara yang memiliki kapabilitas senjata nuklir, mereka gunakan untuk menghalangi politik negara lain. Model ini akan menciptakan iklim dimana masing-masing negara bisa mengancam yang lain –untuk mati bersama – apabila keinginannya tidak ditanggapi. Kesempatan untuk musnah dalam sistem ini yang diakibatkan oleh kesalahan perhitungan, irrasionalitas, sikap keras kepala dan kecelakaan adalah sangat tinggi. Karena khawatir akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya perang nuklir akibat salah pengertian, maka negara-negara cenderung akan membatasi kontak hubungan mereka melalui sistem veto-unit. Sistem ini bisa meningkat kepada proporsi yang lebih menakutkan andaikata aktor-aktor sub-nasional memiliki senjata nuklir dan alat-alat lain yang kejam namun efektif dalam menembakkannya. Aktor-aktor tersebut antara lain adalah: teroris atau kelompok pembebasan, organisasi-organisasi kejahatan seperti mafia, perusahaan-perusahaan multinasional, minoritas etnik, atau orang-orang gila yang menginginkan terjadinya pembunuhan manusia secara besar-besaran.

-Model Keamanan Kolektif (collective security model).

Sebuah model yang ideal dengan membayangkan bahwa PBB berjalan menurut cita-cita mulia para pendirinya. Model keamanan kolektif ini memerlukan suatu sistem pengaturanyang bersifat sukarela. Dalam sistem ini kekuatan militer tidak akan diperkenankan menjadi alat kekuatan politik; tidak ada aliansi jangka pendek maupun panjang; setiap agresi yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain akan dihukum dengan sanksi-sanksi ekonomi dan militer yang ditetapkan secara kolektif oleh semua negara. Karena itu, sistem ini akan merupakan sistem yang relatif aman sepanjang masa. Dalam lingkungan dimana ada keamanan kolektif seperti itu, PBB atau penggantinya akan jauh lebih efektif dalam menyelesaikan perselisihan internasional secara damai.







Source : http://sosializer.blogspot.co.id/2016/06/ketahanan-nasional-dan-model-ketahanan.html










No comments:

Post a Comment