NPM : 1B415861
Kelas : 2IB03
A. Model Ketahanan
Nasional selain Indonesia
1. Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah
gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhannas berevolosi dari observasi empiris
perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam
analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam
kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya
perjuangan untuk mendapatkan power position dalam satu
kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power
position sehingga muncul strategi ke arahbalanced power.
2. Model Alfred Thayer Mahan
Dalam bukunya The Influence Seapower on
History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu
bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur letak
geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional
atau bangsa, dan sifat pemerintahan
3. Model Cline
Model Cline yang melihat suatu negara dari luar
sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada
hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya
termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya.
Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia
memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang
besar dan sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu
negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai
negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi
jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun
berteknologi maju.
4. Sistem Ketahanan Nasional America
Departemen Pertahanan (Department of Defense, Defense
Department, USDOD, DOD, DoD, atau the Pentagon adalah Departemen Eksekutif
Pemerintah Amerika Serikat yang bertugas mengoordinasikan dan mengawasi seluruh
lembaga dan fungsi pemerintahan yang berkaitan dengan keamanan nasional dan
Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Departemen ini juga merupakan badan dengan
karyawan terbanyak di dunia, yaitu lebih dari 2,13 juta tentara, pelaut,
marinir, pilot, dan pekerja sipil aktif dan lebih dari 1,1 juta anggota Garda
Nasional, Angkatan Udara, Laut, Udara, dan Cadangan Marinir. Jumlah totalnya
mencapai 3,2 juta personel, termasuk pekerja sipil.
5. Balance of Power dalam Sistem Internasional Model Kaplan
- Model Oligopolar atau Balance of Power klasik.
Sistem internasional meliputi paling tidak 5 kekuatan besar dan tidak ada organisasi regional (seperti Masyarakat Eropa) atau organisasi internasional (seperti PBB). Aliansi-aliansi dalam sistem tersebut cenderung besifat spesifik dan masa berlakunya singkat, dan aliansi-aliansi tersebut cenderung bergeser berdasarka kemajuan yang bersifat pragmatis dan bukan yang bersifat ideologis.
-Model Bipolar Longgar.
Model ini disebut juga Perang Dingin, yang mencirikan sejarah dunia sejak 1974 sampai dengan 1971. Model ini berjalan ketika sistem internasional memiliki dua superpower. Masing-masing superpower tersebut bertindak sebagai sekutu, pelindung, dan bahkan pengontrol sejumlah negara-negara yang lebih lemah yang termasuk ke dalam blok nya.
-Model Bipolar ketat.
Asumsinya yang utama adalah bahwa semua negara-negara nonblok akan terserap masuk kedalam salah satu blok. Model ini bisa diumpamakan sebagai suatu dunia yang seluruhnya dibagi oleh dua kerajaan besar, yang satu dikepalai oleh Washington, dan yang lain oleh Moscow. Dalam sistem ni kedua negara superpower secara formal akan sepakat untuk mengurangi berbagai perbedaan yang bersifat ideologis dan bekerjasama dalam mengelola daerah masing-masing serta menjaga sistem internasional demi kepentingan masing-masing.
-Model Veto Unit atau Proliverasi.
Sistem internasional ini melukiskan dimana banyak negara yang memiliki kapabilitas senjata nuklir, mereka gunakan untuk menghalangi politik negara lain. Model ini akan menciptakan iklim dimana masing-masing negara bisa mengancam yang lain –untuk mati bersama – apabila keinginannya tidak ditanggapi. Kesempatan untuk musnah dalam sistem ini yang diakibatkan oleh kesalahan perhitungan, irrasionalitas, sikap keras kepala dan kecelakaan adalah sangat tinggi. Karena khawatir akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya perang nuklir akibat salah pengertian, maka negara-negara cenderung akan membatasi kontak hubungan mereka melalui sistem veto-unit. Sistem ini bisa meningkat kepada proporsi yang lebih menakutkan andaikata aktor-aktor sub-nasional memiliki senjata nuklir dan alat-alat lain yang kejam namun efektif dalam menembakkannya. Aktor-aktor tersebut antara lain adalah: teroris atau kelompok pembebasan, organisasi-organisasi kejahatan seperti mafia, perusahaan-perusahaan multinasional, minoritas etnik, atau orang-orang gila yang menginginkan terjadinya pembunuhan manusia secara besar-besaran.
-Model Keamanan Kolektif (collective security model).
Sebuah model yang ideal dengan membayangkan bahwa PBB berjalan menurut cita-cita mulia para pendirinya. Model keamanan kolektif ini memerlukan suatu sistem pengaturanyang bersifat sukarela. Dalam sistem ini kekuatan militer tidak akan diperkenankan menjadi alat kekuatan politik; tidak ada aliansi jangka pendek maupun panjang; setiap agresi yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain akan dihukum dengan sanksi-sanksi ekonomi dan militer yang ditetapkan secara kolektif oleh semua negara. Karena itu, sistem ini akan merupakan sistem yang relatif aman sepanjang masa. Dalam lingkungan dimana ada keamanan kolektif seperti itu, PBB atau penggantinya akan jauh lebih efektif dalam menyelesaikan perselisihan internasional secara damai.
Source
: http://sosializer.blogspot.co.id/2016/06/ketahanan-nasional-dan-model-ketahanan.html